Kudus merupakan Kabupaten yang memiliki banyak potensi daerah,
salah satunya adalah makanan ringan khas yang sering disebut sebagai Jenang.
Jenang merupakan oleh-oleh khas Kudus yang terbuat dari adonan tepung ketan, santan, dan gula jawa. Banyaknya produsen Jenang di kota Kudus hingga menjadi industry rumah tangga (Home Industry) yang bisa dikatakan mempunyai prospek usaha yang luar biasa. Adapun daerah yang menjadi sentra penghasil jenang yaitu terletak di salah satu desa yang berada di sebelah utara dari pusat kota (sekitar 2 KM), yaitu Desa Kaliputu.
Jenang merupakan oleh-oleh khas Kudus yang terbuat dari adonan tepung ketan, santan, dan gula jawa. Banyaknya produsen Jenang di kota Kudus hingga menjadi industry rumah tangga (Home Industry) yang bisa dikatakan mempunyai prospek usaha yang luar biasa. Adapun daerah yang menjadi sentra penghasil jenang yaitu terletak di salah satu desa yang berada di sebelah utara dari pusat kota (sekitar 2 KM), yaitu Desa Kaliputu.
Kaliputu merupakan kawasan penghasil Jenang di Kabupaten Kudus,
tidak kurang dari 50 industri jenang terdapat di desa tersebut baik yang
berskala besar maupun kecil. Banyak cerita yang berkembang dimasyarakat bahwa
cikal bakal Jenang Kudus berasal dari desa tersebut.
Cerita yang berkembang terkait sejarah Jenang Kudus tidak lepas
dari kisah Mbah Dempok Soponyono dengan cucunya. Suatu hari Mbah Dempok sedang
bermain burung di tepi Sungai dengan cucunya, tiba-tiba cucu mbah Dempok
tercebur dan hanyut terbawa arus Sungai. Meskipun berhasil diselamatkan oleh Mbah Dempok, namun si bocah
tersebut diganggu oleh Banaspati yaitu makhluk yang mendiami sungai yang
memiliki rambut api. Ketika dikonsultasikan kepada Kanjeng Sunan Kudus, dikatakan
bahwa anak tersebut sudah meninggal dunia. Namun Syekh Jangkung atau dikenal
dengan nama “Saridin” mengatakan bahwa anak tersebut masih hidup. Anak tersebut
hanyalah mati suri. Akhirnya Saridin meminta kepada kepada ibu-ibu untuk
membuatkan bubur dari gamping untuk membangunkan anak tersebut.
Singkat cerita, akhirnya daerah yang menjadi tempat hanyutnya
cucu mbah Dempok tersebut disabda oleh kanjeng Sunan Kudus menjadi nama sebuah
desa yang sekarang dikenal dengan nama Desa Kaliputu. Kali dalam bahasa jawa
bermakna Sungai, dengan Putu artinya adalah cucu. Kaliputu adalah Sungai
dimana cucu Mbah Dempok hanyut hingga mengalami mati (suri). Dan karena cucu
tersebut memakan bubur (Jenang) yang terbuat dari Gamping maka daerah kaliputu
disabda oleh Sunan Kudus ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe
seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber
kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Masyarakat
disekitar Kaliputu akan mendapatkan rizqi dari makanan yang bernama Jenang
tersebut. Mitos tersebut juga menginspirasi masyarakat Kaliputu untuk
mengembangkan industry Jenang Kaliputu menjadi pekerjaan yang dapat menafkahi
keluarga serta memberdayakan masyarakat sekitar rumah mereka. Hingga pada saat
ini Jenang Kaliputu berkembang pesat dengan nama Jenang Kudus dan merambah
pasar Internasonal seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, bahkan Saudai
Arabia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar